You are here
Home > Resensi > (Resensi) Satu Dekade Sukhoi Indonesia

(Resensi) Satu Dekade Sukhoi Indonesia

Hari yang dinantikan itu tiba. 2 buah pesawat beda aliran terbang berhadapan. Face to face, head on. Ini adalah prosedur standar latihan tarung udara jarak dekat, dengan demikian tidak ada satu pihak yang dikalahkan. Sukhoi TNI-AU melaju deras ke arah F/A-18 Hornet RAAF, demikian pula sebaliknya. Hingga hidung hampir bertemu hidung…..

28 Agustus 2003 merupakan sejarah baru bagi TNI AU, karena pada hari tersebut dua pesawat tempur Su-27 SK tiba di Lanud Iswahjudi Madiun dengan menggunakan pesawat kargo An-124-100. Sepekan kemudian 2 Su-30 MK juga tiba di Indonesia, sehingga genap sudah keempat pesawat tempur canggih tersebut memperkuat TNI AU. Dan di tahun 2013 ini, tepat 1 dekade sudah keluarga Flanker memperkuat TNI-AU.

Namun, meski sudah 10 tahun berlalu, aroma misteri Flanker TNI-AU masih terasa. Bagaimanakah sesungguhnya performa pesawat ini dibanding jet tempur tetangga? bagaimanakah skill para pilotnya? apa saja persenjataannya? Demikianlah yang selalu menjadi pertanyaan para pengamat militer hingga military fanboys.

Untuk menjawab sedikit pertanyaan diatas, Komunitas Pembaca Majalah Angkasa alias Angkasa Readers Community menulisnya dalam buku ” Satu Dekade Sukhoi Indonesia, kepak sayap ksatria udara penjaga kedaulatan nusantara”. Buku ini disusun murni atas inisiatif ARC sebagai salah satu sumbangan bagi dunia dirgantara tanah air, sekaligus pembuktian kecintaan kepada TNI, khususnya TNI-AU. Selain tulisan lengkap, komplit lengkap dengan cerita-cerita dibalik layar yang menegangkan, buku ini juga menghadirkan foto-foto menarik serta langka. Tidak ketinggalan, menjadi kekuatan buku ini adalah karya grafis 3 dimensi tiada tanding.

Total proses pembuatan buku ini sendiri memakan waktu 9 bulan. Bahkan khusus untuk karya grafis 3 dimensi, memakan waktu lebih dari 1 tahun. Dengan demikian, buku satu dekade sukhoi ini dipastikan bukanlah karya serampangan. Berbalut cover eksklusif serta kertas kualitas bagus, tak pelak lagi, buku ini layak menjadi bacaan serta koleksi anda pencinta dunia dirgantara.

Tinggalkan Balasan

Top