CNN.com (26/3/19) memberitakan bahwa pameran teknologi dirgantara LIMA di Langkawi, Malaysia, ternyata membawa angin segar untuk pengadaan teknologi jet tempur Sukhoi Su-35S Super Flanker yang dibutuhkan oleh Indonesia.

Sanksi dan lingkungan politik tidak akan memengaruhi pengiriman teknologi jet tempur Sukhoi Su-35 Rusia ke Indonesia, Wakil Direktur Layanan Federal Rusia untuk Kerjasama Militer-Teknis Mikhail Petukhov mengatakan kepada TASS pada hari Selasa.

tass.com

Laporan sebelumnya mengatakan Rusia dan Indonesia telah menandatangani kontrak untuk pasokan 11 jet tempur Su-35 dan alih teknologinya, termasuk dengan pembayaran menggunakan metode barter.

Pasokan persenjataan Rusia, alih teknologinya, dan penyediaan layanan pemeliharaan semata-mata tergantung pada persyaratan kontrak dan tidak terpengaruh oleh lingkungan politik dan sanksi CAATSA yang diterapkan oleh Amerika Serikat,” kata Petukhov di Pameran Maritim dan Aerospace Internasional Langkawi (LIMA 2019) di Malaysia.

tass.com

Pekerjaan bersama pada proyek ini sedang berlangsung. Kami tidak memiliki informasi tentang pernyataan Rusia atau Indonesia yang menyerah kalah terkait pasokan Su-35, katanya. Pejabat itu menekankan bahwa mitra Rusia puas dengan parameter pertempuran, teknis, teknologi, dan harga persenjataan Rusia.

Duta Besar Indonesia untuk Rusia Mohamad Wahid Supriyadi mengatakan kepada TASS pada hari Senin bahwa pengiriman jet tempur Sukhoi Su-35 Rusia dan teknologi pendukungnya ke Indonesia dapat dimulai tahun ini.