
Kementerian Pertahanan Singapura kemarin mengumumkan bahwa ranpur murni buatan dalam negeri Singapura yang selama ini dikenal sebagai NG-AFV (Next Generation Armoured Fighting Vehicle) atau Kendaraan Tempur Generasi Baru telah mendapat nama resmi Hunter alias sang Pemburu.
Hunter boleh dikatakan sebagai ranpur terbaik buatan Negara Asia Tenggara, tidak hanya karena fitur inheren yang ada pada ranpur ini, namun juga pada doktrin dan kemampuan interoperabilitasnya.
Fokus utama pada NG-AFV adalah pada kemampuannya untuk bertempur di dalam jaringan 3G Soldier yang dimiliki oleh SAF, yang merupakan salah satu militer pertama di dunia yang menerapkan konsep bertempur dalam jaringan untuk melipatgandakan kekuatannya.

Jika dilihat dari bentuknya, ranpur dengan roda rantai ini memiliki bagian glacis dan sisi yang tebal, tentunya ini merupakan hasil penambahan lapisan komposit untuk menahan hantaman peluru.
Panel-panel komposit tersebut menggunakan produk IBD Deisenroth AMAP (Advanced Modular Armor Protection) yang sudah pula digunakan pada MBT Leopard 2SG dan sudah diproduksi di dalam negeri Singapura.
Hullnya sendiri dibuat dari pelat baja balistik yang dilas antar bagiannya. Penulis memperkirakan NG-AFV akan memiliki proteksi minimal dengan rating STANAG 4569 Level 4 untuk bagian sisi, atau kuat menahan impak amunisi 14,5mm.
Mesin kendaraan dipasang di sisi kanan, sementara pengemudi ada di sebelah kiri dan memiliki palka sendiri. Mesin yang dipilih adalah MTU 8V-199 TE20 yang dikawinkan dengan sistem suspensi otomatis Kinetic Drive Solution (KDS) HMX3000 yang mampu menyemburkan daya 711hp, terhitung monster untuk sebuah kendaraan tempur.
Mesin ini mampu mengajak NG-AFV untuk berakselerasi sampai kecepatan 70km per jam. Walaupun melaju kencang, kenyamanan awaknya tetap terjaga berkat penggunaan suspensi hidropneumatik pada kaki-kakinya.

Situational awareness atau kewaspadaan terhadap sekitar merupakan satu fokus utama yanh ditekankan pada NG-AFV. Terdapat banyak kamera untuk memastikan bahwa seluruh ruang di sekitar kendaraan tetap terlihat, di bagian depan saja ada tiga kamera yang membentuk bidang 180 derajat untuk pengemudi. Kamera juga bisa dipergoki di bagian kiri-kanan belakang dan menyorot samping untuk menghindarkan titik buta.
Kredit foto: todayonline.com