
Jane’s Defence (17/6) memberitakan bahwa Australia meneruskan rencana untuk meningkatkan fasilitas di bandara Kepulauan Cocos Keeling untuk mendukung operasional pesawat patroli dan pengintai maritim Poseidon (MPA) P-8A.
Pulau Cocos Keeling sendiri merupakan pulau karang di Samudera Hindia dengan sejarah panjang. Pulau ini dalam Perang Dunia II menjadi pangkalan pesawat pembom dan pos radio jarak jauh untuk kepentingan intelijen.

Pulau Cocos Keeling sendiri jaraknya hanya 600 mil atau sekira 1.100 kilometer dari Pulau Sumatra dan Jawa, dan tentu jaraknya sangatlah jauh dari Benua Australia sendiri.
Dari Cocos Keeling, P-8A Poseidon Australia yang memiliki radius aksi lebih dari 2.000 kilometer akan sangat leluasa berpatroli, termasuk jika mau, mengintai di atas Zona Ekonomi Eksklusif milik Indonesia jika memang itu maksud yang dimau.

Kemungkinan lainnya yang juga mungkin adalah membuat Forward Operating Base yang memungkinkan Australia untuk memburu posisi kapal selam China di sekitar Andaman untuk membantu India dan membendung ambisi strategis negeri tirai bambu tersebut.
Dapat disimpulkan, langkah Australia untuk membangun dan melengkapi fasilitas pangkalan Cocoa Keeling merupakan langkah yang secara signifikan akan memperluas kemampuan pengawasan Australia di Samudra Hindia utara.
Permintaan Departemen Pertahanan (DoD) untuk Tender yang dirilis pada 14 Juni mencari proposal perencanaan pada 8 Agustus di bawah Proyek 8129 untuk penguatan dan pelebaran landasan pacu, taxiway dan apron, perbaikan infrastruktur drainase air hujan lapangan terbang, dan perbaikan lampu tanah lapangan terbang “untuk memenuhi Persyaratan operasional dan dukungan Pertahanan “.
Nilai estimasi pembangunan pangkalan militer ini diestimasikan pada AUD190-220 juta (USD133-154 juta).