
Turki menggunakan momen Paris Air Show 2019 untuk memamerkan proyek jet tempur masa depannya, TAI TF-X. Banyak pihak yang memuji dan menggadang-gadang bahwa Turki akan keluar dari ketergantungan pada AS yang saat ini telah mengembargo pembelian jet tempur F-35.
Di tengah lampu sorot, pekik girang, dan tepuk tangan para penonton, banyak yang lupa bahwa Turki tidak atau belum pernah mengurusi dan membuat program jet tempur, apalagi TF-X cukup ambisius ingin menerapkan teknologi stealth atau siluman.

Dan untuk komponen kunci seperti mesin, Turki sama sekali tidak atau belum memiliki basis untuk mentenagai TF-X. Jet tempur ini untuk versi awalnya masih mengandalkan mesin General Electric, antara F110-GE-129 ataupun F110-GE-132, dua-duanya patennya dimiliki oleh Amerika Serikat.
Artinya kalau AS memperlebar rentang embargo mereka pada mesin F110, maka program TF-X pun bisa saja tamat dalam sekejap, atau setidaknya program bakalan molor. Hal lainnya, dengan mesin afterburner konvensional, artinya TF-X tidak akan memiliki fitur stealth sehebat jet tempur generasi kelima buatan AS yang bisa melakukan supercruise tanpa menyalakan afterburner yang bisa terlacak pengendus panas.