
Lebih dari 400 pilot mengajukan tuntutan class action terhadap Boeing, dan menuntut kompensasi ratusan juta Dolar atas apa yang dikatakan sebagai upaya menyembunyikan dalam skala masif dari cacat desain pada 737 MAX.
Pukulan ini menambah beban berat bagi Boeing, yang 737 MAXnya masih menjalani resertifikasi dan belum bisa terbang kembali setidaknya sampai Desember 2019.
Di luar tuntutan ini, Boeing juga masih menghadapi tuntutan dari keluarga korban Lion Air JT610 yang jatuh pada Oktober 2018 dan Ethiopian Air.
Tuntutan juga datang dari berbagai maskapai yang terpaksa mengrounded armada 737 MAX mereka dan mencari sewa pesawat lain di pasar yang tiba-tiba menyusut karena suplai yang mengering.
Tuntutan para pilot didasarkan pada Boeing yang menyembunyikan fitur MCAS pada 737 MAX, dan menyebabkan para pilot merasa tertekan dan banyak yang dirumahkan karena pesawatnya tidak bisa terbang. Tuntutan ini diajukan di pengadilan Chicago dengan sidang pertama pada Oktober 2019.
Kredit foto: ABC.net.au
Penulis: Aryo Nugroho