
Hingar-bingar selama dua minggu terakhir di Timur Tengah sejenak membuat media dan (mungkin) Amerika Serikat melupakan krisis di Amerika Tengah. Venezuela yang sempat seksi di mata Trump sejenak disingkirkan demi Iran.
Rusia nampaknya paham benar untuk memanfaatkan situasi dan memperkuat rezim Maduro. Tanpa banyak pengumuman, Rusia mengirimkan fregat tercanggihnya, Admiral Gorshkov yang membawa rudal jelajah Kalibr ke Kuba.
Secara resmi, misi ini merupakan misi patroli jarak jauh yang dimulai dari Severomorsk pada akhir Februari, kemudian ke China, Djibouti di tanduk Afrika, Sri Lanka, dan akhirnya berlabuh di Kuba hari Senin kemarin setelah melintasi Terusan Panama pada 18 Juni.

Admiral Gorshkov sendiri ditemani sejumlah kapal pendukung, dimana kapal perang ini juga mengujicoba sejumlah sistem baru seperti perangkat pengacak dan ilusi optic 5P-42 Filin yang dapat mengacaukan sistem elektro-optik untuk mendeteksi kapal perang.
Kunjungan Admiral Gorshkov ke Kuba yang secara aktif mengirimkan penasehat militer dan tentara untuk menstabilkan rezim Nicolas Maduro di Venezuela tentu akan memantik ketegangan dan bahkan krisis baru yang akan menguji kemampuan administrasi Trump untuk menghadapi sejumlah hotspot secara bersamaan.