
Jerman mengambil keputusan mengejutkan terkait dengan penjualan alutsista. Para Menteri terkait keamanan kabinet Perdana Menteri Angela Merkel telah bersepakat untuk menerapkan embargo penjualan senjata ringan ke seluruh dunia.
Jerman hanya akan mengijinkan penjualan senjata ringan ke Negara-negara anggota NATO atau Uni Eropa. Kebijakan ini ditempuh untuk menekan kontribusi alutsista Jerman dalam upaya pelanggaran HAM yang dilakukan aktor militer atau Negara.
Kebijakan ini akan menjadi pukulan besar bagi pabrikan senjata Jerman seperti Heckler & Koch yang memiliki lini produk pistol, senapan serbu, senapan runduk, pelontar granat, sampai dengan senapan mesin.

Begitu pula bagi Kesatuan khusus Militer dan Kepolisian Dunia sebagai pengguna, termasuk TNI yang kesatuan khusus seperti Kopassus, Denjaka, dan Sat Bravo adalah pemakai setia senjata ringan Jerman.
Juru bicara Pemerintah Steffan Seibert menyampaikan bahwa penjualan senjata ke Negara ketiga diluar NATO secara prinsip sudah takkan mungkin dilakukan lagi. Namun Seibert menambahkan bahwa dalam kasus-kasus tertentu, dan alasannya kuat, penjualan senjata dengan perkecualian masih dapat dimungkinkan.
Nilai ekspor senjata ringan Jerman ke pasaran dunia sendiri nilainya hampir mencapai 500 ribu Dolar AS per tahunnya, dengan mayoritas pembelinya adalah Negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi yang menyukai kualitas Jerman walau harus ditebus dengan harga mahal.