
Sedikit bergeser dari upaya pencarian helikopter Mi-17 TNI AD yang dikabarkan hilang sejak 28/6 di Papua, coba kita melihat sedikit mengenai fakta terkait Mi-17V-5, si badak terbang Rusia yang diakui AS sebagai heli terbaik di dunia.
Mi-17V-5 sendiri dan sejumlah iterasinya merupakan turunan dari helikopter angkut/ serbu Mi-8 Hip yang digunakan oleh Rusia.
Helikopter ini terus dikembangkan variannya, termasuk menjadi Mi-171 dan Mi-8AMTsH, namun Mi-17V-5 masih ada dalam katalog ekspor Rusia.

Dengan kecepatan jelajah 220-230km/ jam, Mi-17V-5 mampu mengangkut beban seberat 4.000kg baik itu kargo maupun pasukan dengan jarak 675km, atau 1.180km apabila mengampu 2 tangki bahan bakar cadangan.
Dibekali dua mesin TV3-117VM atau penyempurnaannya TV3-117VM Ser.02 berdaya 2.200hp sebuahnya, Mi-17V-5 bisa mencapai ketinggian 6.000 meter. Pembeli bisa memilih opsi mesin VK-2500-03 yang lebih kuat apabila ingin mengoperasikan helikopter di ketinggian seperti medan pegunungan.
Dioperasikan hanya oleh pilot, kopilot dan juru tembak/ load master, Mi-17V5 bisa membawa 36 pasukan dengan ransel ringan untuk pengoperasian di ketinggian rendah. Di ketinggian tinggi, tentu kemampuan angkut bebannya berkurang.

Mi-17V-5 dan variannya diadopsi militer dan sipil di seluruh dunia dengan jumlah ribuan unit, bahkan oleh militer AS sendiri. Berbagai tipikal misi, sebut saja: perang, misi anti tank, operasi kemanusiaan, operasi PBB, operasi pasukan khusus, angkut sipil, dan masih banyak lagi, Mi-17V-5 mampu melakukannya dengan baik.
Badan intelijen AS CIA mengoperasikan belasan tipe heli ini untuk operasi paramiliter di Afghanistan.
Dan di Afghanistan pula, AS mengakui bahwa Mi-17 jauh lebih baik dari UH-60A Blackhawk, helikopter angkut yang dibuat di negaranya sendiri. Sejumlah analis internal Departemen Pertahanan AS bahkan mengatakan bahwa Mi-17 jauh lebih baik dari UH-60 karena mudah dirawat, bandel, dan badak sekali.

Bahkan Menteri Pertahanan era Obama, Chuck Hagel pada 2013 mengatakan bahwa Mi-17 itu mudah dirawat, tidak canggih, bisa dibeli dengan cepat, dan itu yang diinginkan oleh Afghanistan.
Pentagon bahkan sempat membelikan sejumlah Mi-8/ Mi-17 untuk AU Afghanistan sebelum akhirnya memaksa negeri di kaki Hind Khush itu untuk mengadopsi UH-60A karena sanksi CAATSA.
Sumber foto: Puspenerbad.
Penulis: Aryo Nugroho