
Penolakan Kamboja terkait bantuan perbaikan dan peningkatan kapasitas pangkalan Angkatan Laut di Ream yang ditawarkan Amerika Serikat jadi berbuntut panjang.
Selain surat protes dari Departemen Pertahanan AS, Kedutaan Besar AS untuk Kamboja juga ikut bersuara lantang. Juru bicara Kedubes AS Emily Zeeberg menerbitkan pernyataan terkait surat Pentagon itu.
Kata Zeeberg, “Perkembangan terkini telah meningkatkan spekulasi terkait dengan rencana masa mendatang Kamboja terkait pangkalan angkatan laut Ream, termasuk diantaranya membuka akses Ream menjadi fasilitas militer China, karena saat ini sudah ada pengaruh ekonomi dan politik China yang besar di Kamboja, dan ini memprihatinkan.”

“Langkah apapun yang melemahkan kedaulatan Kamboja atau membuka pintu atas kehadiran militer di Kamboja akan menjadi perhatian serius Amerika Serikat dan mengancam kredibilitas dan kenetralan ASEAN,” kata Zeeberg lagi.
AS mendorong pemimpin Kamboja untuk menjaga komitmen konstitusi terkait kebijakan luar negeri yang bebas dan secara aktif melindungi kemerdekaan kamboja untuk generasi masa datang.
Namun juru bicara Pangkalan AL Ream – Kamboja Laksamana Muda Mey Dina tegas menolak tuduhan AS dan mengatakan tidak ada pangkalan China di Ream, sekarang atau di masa mendatang.
Laksda Mey Dina mengatakan bahwa konstitusi Kamboja tidak memperbolehkan tentara Negara asing membangun pangkalan militer di dalam negeri Kamboja, dan pangkalan yang dipimpinnya akan selalu menjaga kedaulatan negerinya, sembari memperkuat kerjasama dengan Angkatan Laut lain di wilayah dan Negara lain.