
Pada akhir Juni 2019, Angkatan Udara Madagaskar, MAF (Armée de l’Air Malgache) menerima satu unit pesawat “baru” yaitu CN235M dengan upacara peresmian termasuk water salute di airport Antananarivo.
Dari livery yang digunakan dan foto resmi yang dikeluarkan kantor Kepresidenan Madagaskar (Presidence De Madagascar), CN235 ini nampaknya akan diperuntukkan bagi angkut VVIP.
Ada sejarah yang cukup unik pada pesawat yang satu ini, karena statusnya yang sebenarnya tidak baru, dan malah sebenarnya CN235 itu adalah buatan Indonesia.
CN235 tersebut nyatanya ketika ditelusuri adalah satu dari dua pesawat CN235 milik Bostwana. Negara di masa lalu membeli CN235 versi awal, yaitu CN235M-10.
Varian CN235M-10 yang masih menggunakan mesin General Electric CT-7-7A dengan daya 1.700shp sebuahnya dan diproduksi pada dekade 1980an di masa-masa ketika Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) di puncak masa kejayaannya.

Bostwana nampaknya tidak memperoleh utilisasi yang cukup untuk CN235M-10 tersebut dan menjualnya ke Rampart Aviation pada Februari 2011. Saat dijual ke pasar sipil registrasinya berubah menjadi N820CA.
Angkatan Udara Togo dikabarkan berniat meminang pesawat tersebut untuk digunakan sebagai pesawat angkut dan bahkan sudah menerima registrasi baru sesuai Negara Togo sebagai 5V-MBM.
Namun nyatanya deal ini batal, lalu pada 2013 dijual lagi ke perusahaan swasta lainnya, Avcorp dengan ganti registrasi lagi menjadi N124CL.
Pada Agustus 2014, pesawat akhirnya dijual ke Afrika Selatan, dengan registrasi ZS-SOO, berubah menjadi ZU-SOO, sebelum akhirnya 5 tahun kemudian menjadi milik Madagaskar.
Perjalanan panjang ini menjadi testamen atas kekuatan dan kualitas produksi teknologi canggih anak negeri Indonesia. Semoga awet ya CN235, dan teruslah mengabdi!