
Insiden hilangnya helikopter angkut sedang TNI AD, Mi-17V5 dalam misi resuplai terhadap sejumlah pos udara pengamanan perbatasan memang cukup mengundang tanya.
Sudah lebih 1 minggu helikopter tersebut menghilang, namun tak jua ada kabarnya. Aset udara yang telah dikerahkan adalah 2 Bell 412EP dan 1 CN235 TNI AU untuk melakukan pencarian.
TNI AU pada hari Jumat akhirnya mengerahkan CN235 MPA (Maritime Patrol Aircraft) dari home basenya di Biak untuk melakukan pencarian dan membantu operasi SAR yang diperlukan.
CN235-220 MPA tersebut merupakan aset terbaru yang dimiliki Skadron Udara 27 yang baru dibentuk di Biak Numfor, di bawah pimpinan Letkol Trinanda Hasan.
Salah satu keunggulan pesawat ini tentu saja adalah kamera FLIR (Forward Looking Infra Red) buatan FLIR Systems yang bisa diperbesar dan mampu mengenali beragam objek di daratan atau lautan, plus konsol untuk spesialis yang mengoperasikannya. Kamera FLIR ini bisa dipergoki di ‘dagu’ atau dipasang di bawah kokpit pesawat.
Namun cuaca di sekitar Oksibil sendiri memang diwarnai hujan lebat dan kabut yang turun. Cuaca ini tergolong sangat beresiko sehingga sorti pertama CN235 MPA tersebut diputuskan batal dan pesawat return to base ke Sentani setelah 10 menit penerbangan. Kita doakan bahwa operasi SAR yang diperpanjang 3 hari kedepan dapat menemukan Mi-17V5 tersebut.