Pertemuan antara Emir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani dan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih membawa angin segar bagi industri pertahanan Amerika Serikat.

Bagaimana tidak, Qatar yang menyebutkan bahwa mereka juga mengkuatirkan berkembangnya kekuatan Iran di kawasan, sehingga merasa perlu menambah alutsista pertahanan udara.

Qatar mengkonfirmasi komitmen mereka pada November 2018 bahwa negeri itu akan mengontrak perusahaan Raytheon untuk memasok sistem rudal pertahanan jarak dekat-menengah NASAMS, dan juga menambah baterai MIM-104 Patriot yang terakhir dibeli pada tahun 2012.

Gabungan antara NASAMS dan Patriot, ditambah sistem radar pendeteksi serangan udara diharapkan mampu memberikan peringatan dini apabila Iran sampai hati untuk meluncurkan rudal balistik.

Menurut sejumlah pengamat militer, Negara-negara Teluk hanya memiliki waktu bereaksi hanya empat menit saja untuk bertindak apabila Iran sampai meluncurkan rudal balistik dan memutuskan pencegatannya.

Qatar sendiri nampaknya juga berupaya mengambil hati Amerika Serikat, setelah berjanji untuk memperluas fasilitas di pangkalan udara Al Udeid, yang menjadi markas US CENTCOM.