Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Senin, 8 Juli 2019 dalam pidatonya mengejek sekaligus menantang Amerika Serikat untuk mengirimkan seluruh kekuatan kapal perang Armada Ketujuh ke Laut China Selatan untuk menantang militer China.

Kata Duterte, jika AS memang benar-benar ingin agar China meninggalkan klaimnya, jangan Cuma mendorong-dorong Filipina. “Saya mau seluruh Armada Ketujuh AL Amerika Serikat ada disana. Kalau AL AS masuk total, Filipina bakal ikutan. Saya akan pergi kalau orang-orang Amerika itu pergi kesana duluan. Lalu saya bakal bilang, Ok kita bom semuanya,” ujar Duterte.

Presiden Duterte nampaknya tidak senang dengan cara AS yang senang bersembunyi di balik Negara kawasan seperti Filipina untuk menantang China, sehingga membebani Negara kawasan dan sekutunya.

Kata Duterte, Filipina tidak akan menang dalam perang melawan China. Namun AS selalu mendorong-dorong Filipina dan mengumpankan Filipina. Duterte mempertanyakan, “Memangnya AS kira Filipina itu apa? Cacing umpan? Sekarang saya katakana, bawa pesawat-pesawat, kapal perangmu ke Laut China Selatan. Letuskan tembakan pertama, dan Filipina akan berdiri di belakangmu. Maju terus, ayo kita bertempur bersama.”

Amerika Serikat dan Filipina memiliki perjanjian pertahanan bersama, namun nampaknya Filipina di bawah Presiden Duterte mempertanyakan mengenai apa artinya perjanjian itu, apakah AS akan menggunakan Filipina sebagai alasan untuk berperang di Laut China Selatan?