Pesawat angkut Airbus A400M, yang dikabarkan tengah diincar Pemerintah Indonesia untuk pelaksanaan proyek jembatan udara nusantara, ternyata ketahuan punya masalah pelik dalam pengoperasiannya oleh Royal Air Force (RAF)/ Angkatan Udara Inggris.
Dalam konferensi NATO mengenai kekuatan angkut taktis, terungkap sejumlah fakta mengejutkan. Staf teknisi RAF di Pangkalan RAF Brize Norton menyebut pesawat ini ‘dog’ alias payah, dan dalam satu waktu hanya ada 2 dari 20 pesawat yang bisa dioperasikan, atau tingkat kesiapan yang hanya 10 persen!
Berdasarkan data bulan Februari 2019, tingkat kesiapan A400M di dalam RAF ada di angka 60% saja yang siap untuk melaksanakan misi.
Mantan Menteri Pertahanan Inggris Mark Francois di depan parlemen bersaksi mengenai A400M dan mengatakan bahwa, “Kita telah membayar 2,6 Milyar Poundsterling untuk pesawat dengan keandalan menyedihkan, mesin yang buruk, gearbox yang mudah rusak, propeller yang bermasalah, problem getaran besar, dan tidak mampu digunakan menerjunkan pasukan.”
Terkait masalah dengan mesin dan komponennya, Airbus Defence & Space bertanggungjawab, dan bersama dengan EuroProp International akan mengganti mesin dan gearbox di setiap pesawat dengan yang baru pada pertengahan tahun depan.
Program A400M terbukti menjadi salah satu program termahal bagi Airbus Defense & Space, dimana angka penjualan tidak sebagus proyeksi, biaya operasi membengkak, kinerja tidak sebagus iklan, dan akhirnya tempo produksi terpaksa diperlambat agar kerugian akibat denda keterlambatan penyerahan tidak semakin besar.
Jadi, Indonesia masih yakin nih untuk meminang 2 A400M?