You are here
Home > Artikel > Pindad SPR-4 Gagal Tender Senapan Heavy Sniper India, Ini Sebabnya

Pindad SPR-4 Gagal Tender Senapan Heavy Sniper India, Ini Sebabnya

Kementerian Pertahanan India (MoD) telah memutuskan untuk membatalkan permintaan proposal (RFP) September 2018 kepada sejumlah produsen asing untuk pengadaan 5.719 senapan sniper berat kaliber .338 Lapua Magnum (LapMag) dan 10,2 juta butir amunisi untuk Angkatan Darat India (IA) dan Angkatan Udara India (IAF) .

Sumber resmi mengatakan kepada Jane’s pada 10 Juli bahwa RFP ditarik pada akhir Juni setelah tawaran yang diajukan pada Februari oleh empat vendor gagal memenuhi persyaratan kualitatif tender terkait dengan pasokan amunisi .338 Lapua Magnum.

Tender tersebut nampaknya telah diikat antara pasokan senapan dan juga pelurunya yang dijadikan dalam satu paket penawaran, suatu penyusunan tender yang tidak lazim.

Pabrikan nampaknya disyaratkan untuk memiliki kemampuan memproduksi peluru, tidak hanya rebranding atau mengemas ulang produk pabrikan lain.

Keempat peserta termasuk PT Pindad dari Indonesia, Rosoboronexport dari Rusia dan perusahaan AS Barrett dan MSA Global. Keempatnya tidak memiliki kapasitas untuk pembuatan peluru .338 LapMag sehingga otomatis keempat kandidat gugur karena tak memenuhi syarat.

PT. Pindad diketahui memiliki produk senapan SPR-4 dengan kaliber .338 Lapua Magnum yang masuk dalam persyaratan tender.

Peluru .338 LapMag sendiri merupakan peluru senapan runduk yang banyak digunakan oleh petembak runduk Inggris, dan pelurunya dibuat oleh perusahaan NAMMO Raufoss, Lapua, Hornady, SAKO, dan sejumlah pabrik lainnya.

Brigadir Rahul Bhonsle (purnawirawan ), direktur Security Risks Asia – sebuah konsultan manajemen pertahanan yang berbasis di New Delhi – mengkritik RFP, mengatakan bahwa RFP “dibuat dengan buruk, terutama berkenaan dengan komponen amunisi, membuat Kementerian Pertahanan tidak punya pilihan selain untuk menariknya ”.

Tinggalkan Balasan

Top