
Rudal Sea Skua yang ditembakkan oleh heli Super Lynx TLDM (Tentera Laut Diraja Malaysia) pada pelaksanaan Exercise Taming Sari boleh dikata sebagai rudal anti kapal ringan yang paling sukses dalam sejarah.
Bagaimana tidak, dalam Perang Teluk 1991 Sea Skua dipakai oleh Royal Navy untuk menghancurkan 14 kapal perang Angkatan laut Irak yang berusaha melarikan diri dari pangkalan Babiyan Island, atau nyaris seluruh armada kapal perang Irak.

Sebelumnya pada 1982, Sea Skua juga jadi andalan dalam perang Falklands, ketika Royal Navy menggunakannya untuk menyerang kapal perang Argentina, di antaranya kapal kargo Rio Carcarana dan kapal patroli Alferez Sobral dan Rio Iguazu.
Sejarah Sea Skua sendiri bisa ditarik sejak 1972 ketika perusahaan British Aircraft Corporation memulai proyek CL834 atas permintaan Fleet Air Arm (Dinas Penerbangan AL Inggris). Rudal ini memakan waktu satu dekade sebelum akhirnya bertugas sebagai rudal helikopter, dipasangkan dengan heli Westland Lynx yang dipasangi radar Ferranti Sea Spray.

Begitu radar Sea Spray mengunci sasaran permukaan, rudal Sea Skua diluncurkan dan helikopter bisa meninggalkan lokasi. Sea Skua sendiri kemudian akan meluncur sesuai dengan 1 dari 4 moda sea skimming atau terbang rendah di atas permukaan laut yang telah dipilih.
Saat mendekati sasaran, rudal akan menanjak sedikit untuk memampukan radar mendapatkan kuncian optimal atas siluet kapal. Rudal ini sendiri memiliki jarak jangkauan 25 kilometer, walaupun rata-rata perkenaan sukses dalam perang terjadi pada jarak kurang dari 10 kilometer.

Sea Skua tersedia dalam 2 macam hululedak, yang pertama adalah blast fragmentation dengan peledak seberat 28 kilogram, dan yang kedua adalah munisi penembus baja (armor piercing). 1 Sea Skua cukup untuk menenggelamkan kapal kelas patroli, dan untuk kapal yang lebih besar tentu butuh beberapa rudal lainnya.