You are here
Home > Berita > Problem A400M Belum Usai, Airbus Luncurkan Bird Of Prey

Problem A400M Belum Usai, Airbus Luncurkan Bird Of Prey

Proyek pesawat angkut berat Airbus A400M saat ini sedang ada dalam status yang menyedihkan: penyerahan terlambat, komponen kunci dan kritis seperti mesin dan gearbox acap bermasalah, dan biaya operasi tinggi serta pabriknya Airbus merugi karena proyek ini.

Namun begitu, hal ini tidak mengurungkan niat Airbus untuk memperkenalkan konsep pesawat terbang masa depan yang akan diperuntukkan untuk angkut penumpang dan juga aplikasi militer, diberi nama The Bird of Prey (burung pemangsa).

Konsep pesawat ini benar-benar dibuat seperti burung yang tengah mengepakkan sayapnya, dengan winglet berganda benar-benar seperti bulu-bulu di ujung sayap, dan ekor seperti ekor burung. Konsep semacam ini dikenal sebagai Biomimicry, membentuk wahana sesuai dengan mahkluk hidup ciptaan-Nya yang efisien.

Bird of Prey didesain sebagai pesawat hibrida berkonsep hijau yang bisa memotong biaya bahan bakar sampai 50 persen. Bird of Prey didesain sebagai pesawat berkursi 80 penumpang, dengan jarak terbang 1.500 kilometer. Uniknya, Bird of Prey didesain oleh Rob McPherson dari BezierLab dengan memanfaatkan konsep industrial dan superyacht.

Airbus sendiri belum berkomitmen menjadikan Bird of Prey sebagai program Airbus yang definitive, baik itu untuk angkut, ataupun aplikasi militer. Namun begitu, dalam pameran RIAT Nampak benar bahwa Bird of Prey yang dipamerkan dalam mock up sepanjang 2,5 meter adalah upaya serius.

Tinggalkan Balasan

Top