Seperti pernah diberitakan ARCINC.ID sebelumnya, Angkatan Udara Singapura saat ini tengah dalam proses memensiunkan pesawat tanker strategis KC-135. RSAF sendiri saat ini mengoperasikan 4 unit pesawat tanker tersebut.

Penyebab kenapa KC-135 pensiun tentu jelas, penggantinya tanker A330MRTT sudah mulai berdatangan. KC-135R RSAF sendiri dilaporkan sudah tidak terbang lagi sejak medio Juni.

Saat Defense News menanyakan ke Kementerian Pertahanan Singapura bagaimana nasib keempat tanker tersebut, MINDEF menyatakan bahwa “rencana pemensiunan tengah dikerjakan, dan persetujuan yang terkait juga akan diajukan.”

Defense News sendiri mengatakan bahwa sumber mereka menyatakan setidaknya satu maskapai menyatakan tertarik untuk membeli KC-135R itu, mungkin untuk dikonversi sebagai pesawat kargo barang.

KC-135R sendiri masihlah merupakan platform udara yang potensial. Pesawat ini sudah diremajakan, dan kokpitnya pun sudah dimodernisasi dengan kokpit digital.

Untuk mesin, KC-135R RSAF juga sudah diganti dengan mesin CFM56 buatan General Electric dan Snecma Prancis sehingga usianya muda.

Patut dicatat, CFM56 sendiri adalah mesin yang sama dengan yang digunakan oleh pesawat komersial Boeing 737, sudah tentu fasilitas perawatan mesin di dalam negeri seperti milik Garuda Maintenance Facility bisa merawatnya, pun Koharmatau yang juga familiar dengan Boeing 737 TNI AU.

Dengan pertimbangan ini, agaknya cukup layak bagi Pemerintah Indonesia untuk melakukan pendekatan kepada Singapura untuk bisa meminang KC-135R. Ketersediaan 4 tanker strategis dalam waktu singkat sudah pasti akan menaikkan postur kemampuan TNI AU secara signifikan, dengan biaya yang murah pula.

Langkah apapun yang dilakukan oleh Singapura harus atas persetujuan Amerika Serikat selaku Negara penjual.