
Sebuah media online Korea Selatan, mk.co.kr (20/7/19) melaporkan bahwa Pemerintah Republik Indonesia kembali ingin mengurangi porsi kontribusi dalam program jet tempur masa depan KF-X/ IF-X.
(Catatan penulis: hasil penilai situs Alexa untuk situs mk.co.kr menunjukkan bahwa situs di Korea Selatan ini memiliki ranking #67, menandakan situs ini cukup dikenal dan berpengaruh di Korea Selatan)
Pemerintah RI mengatakan bahwa mereka tidak memiliki anggaran untuk mendanai pengembangan bersama dan proyek pengembangan jet tempur masa depan Korea Selatan itu.
Baca: Ini kesepakatan awal program KF-X/IF-X
Menurut berita media Indonesia yaitu Kompas dan Antara, Menkopolhukam Wiranto mengatakan “Indonesia tidak memiliki anggaran untuk membayar kontribusi ke Korea karena kami memiliki prioritas untuk membangun infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia.”

“Dalam langkah berikutnya, kami menyesuaikan bagaimana kami bisa berkontribusi selain membayar dalam kas keras,” ujar Menkopolhukam Wiranto. Salah satu ide yang disampaikan Wiranto adalah melakukan barter pesawat CN-235 buatan PTDI dengan Korea Selatan. Seperti diketahui, CN-235 digunakan militer Korea Selatan.
Baca juga: Kapal selam Chang Bo Go Upgrade Korea Selatan
Menkopolhukam Wiranto mengatakan bahwa renegosiasi kontrak untuk bisnis jet tempur masa depan ini tengah berlangsung dan dirinya terjun mewakili Indonesia dalam kesepakatan yang dibuat tahun lalu.
“Saya ingin mengurangi beban Indonesia, namun di sisi lain saya tidak ingin kehilangan kesempatan transfer teknologi dan persahabatan antar kedua negara,” ujar Wiranto.
Secara total Indonesia seharusnya berinvestasi senilai 1,7 Trilyun Won atau sekira 20 persen dari total biaya pengembangan, dengan imbalan transfer teknologi dan produksi 48 jet tempur ini di Indonesia. Namun sejak akhir 2017, Indonesia dicatat menunda pembayaran dengan alasan sulitnya perekonomian.
catatan penulis: artikel sepenuhnya terjemahan dari artikel di situs mk.co.kr