
Proses pengadaan jet tempur F-16 Viper Block 70 untuk Angkatan Udara Bulgaria sempat tersendat setelah Presiden Bulgaria Rumen Radev merilis veto atas keputusan Parlemen Bulgaria yang menyetujui harga penjualan dari AS senilai 1,26 Milyar Dolar untuk 8 F-16.
Alasan Presiden Radev yang juga merupakan mantan penerbang AU Bulgaria itu adalah kurangnya pembahasan dan konsensus di dalam parlemen, yang disebutnya mengkuatirkan.
Baca juga: AS Beri Bantuan, Tujuannya Untuk Awasi F-16 Pakistan
Namun begitu, pada hari Jumat lalu Parlemen Bulgaria memukul balik dengan membatalkan veto Presiden Radev melalui pemungutan suara, sehingga proses pengadaan terbesar dalam sejarah negara itu bisa berlanjut terus.

Pemungutan suara di Parlemen itu dimenangkan partai berkuasa GERB dengan jumlah 128 suara dari total 240 suara di parlemen. Partai Patriot Bersatu dan Gerakan untuk Hak dan Perubahan juga mendukung GERB.
Baca juga: Tata India Menang Kontrak Pembuatan Sayap F-16
Menurut kepala komite pertahanan Parlemen Bulgaria Konstantin Popov, “Veto dari Presiden kami ini tidak perlu dan tidak beralasan, karena sudah jelas dan tegas dibuktikan bahwa motifnya sama sekali tidak penting.”
Dengan persetujuan parlemen ini, sudah tidak ada alasan lagi untuk penundaan pengadaan jet tempur F-16, dan prosesnya bisa berjalan terus.