
The Guardian (1/8) memberitakan bahwa Komandan garnisun PLA (People’s Liberation Army) alias militer China di Hong Kong telah membahas protes massal Hongkong untuk pertama kalinya. Ia mengatakan kerusuhan telah “secara serius mengancam kehidupan dan keselamatan” rakyat dan tidak boleh ditoleransi.
Komandan garnisun Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di Hong Kong Jenderal Cheng Daoxiang memperingatkan bahwa pihaknya “bertekad untuk melindungi kedaulatan nasional, keamanan, stabilitas dan kemakmuran Hong Kong”.

Pernyataan itu dibuat oleh Chen Daoxiang pada hari Rabu dalam sebuah resepsi merayakan ulang tahun ke-92 PLA. Mereka datang sehari setelah 43 pemrotes didakwa melakukan kerusuhan dan dibebaskan dengan jaminan. Beberapa dari mereka yang didakwa berumur 16 tahun dan termasuk seorang pilot Cathay Pacific.
Kepala PLA juga memberikan dukungan “tegas” kepada kepala eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, serta kepada kepolisian Hong Kong karena “menegakkan hukum secara ketat”.

Di resepsi, PLA merilis video dramatis yang menampilkan tentara yang diturunkan untuk menindak tegas pengunjuk rasa. Saat ini unjuk rasa masih ditangani oleh Kepolisian Hongkong, namun Triad atau mafia dituduh ikut memukuli pengunjuk rasa dan mendukung pemerintah.
Dalam satu adegan, latihan anti huru hara diperlihatkan di mana barisan tentara berbaris memegang perisai huru-hara maju dan menembaki “warga” yang melarikan diri. Adegan itu termasuk rekaman tank yang bergulir, meriam air yang digunakan, dan warga yang diborgol dan dibawa pergi.